Dalam dunia pengembangan web, PHP sering kali dipandang sebelah mata. Sebagai salah satu bahasa pemrograman tertua untuk web, PHP menghadapi stigma sebagai “teknologi kuno” yang sudah tidak relevan di tengah gemerlap framework modern seperti React, Vue, atau Angular. Namun, jika kita melihat tren seperti kebangkitan SSR (Server-Side Rendering) dalam framework modern, pertanyaan yang layak diajukan adalah: apakah PHP benar-benar sudah mati, atau sebenarnya ia hanya menunggu momen untuk kembali relevan?
Dulu PHP Adalah Raja
PHP lahir di tahun 1995, dirancang untuk mempermudah pembuatan halaman web dinamis. Dengan ekosistem sederhana, PHP memungkinkan server untuk menghasilkan HTML berdasarkan logika program dan mengirimkan hasilnya langsung ke browser. Pendekatan ini, yang kita sebut SSR, menjadi standar industri selama bertahun-tahun.
CMS populer seperti WordPress dan Joomla, yang masih mendominasi pasar hingga hari ini, adalah bukti keberhasilan PHP sebagai pondasi teknologi web. Namun, seiring waktu, pendekatan ini mulai ditinggalkan. Framework berbasis CSR (Client-Side Rendering) seperti React dan Angular membawa paradigma baru, di mana rendering dilakukan di browser menggunakan JavaScript.
Sindiran: PHP di Client-Side?
Di tengah kebangkitan SSR melalui framework modern seperti Next.js, muncul komentar sarkastik:
“Could’ve just bundled a PHP interpreter and wrote PHP clientside.”
Sindiran ini mencerminkan kelelahan sebagian developer terhadap tren teknologi yang terus berubah namun terasa mengulang konsep lama. Ide menjalankan PHP di sisi klien (client-side) tentu saja absurd, karena PHP dirancang untuk berjalan di server. Namun, sarkasme ini menyindir kenyataan bahwa tren modern seperti SSR hanyalah pengulangan dari apa yang telah dilakukan PHP sejak awal.
Komentar ini juga menunjukkan frustrasi terhadap bagaimana teknologi baru sering kali menambah lapisan kompleksitas yang tidak selalu diperlukan. PHP, dengan kesederhanaannya, mampu melakukan banyak hal tanpa perlu bundler, konfigurasi build, atau tooling kompleks.
Mengapa PHP Tetap Relevan?
Meskipun sering dianggap kuno, PHP terus digunakan secara luas, terutama dalam pengembangan web tradisional. Beberapa alasan mengapa PHP masih relevan:
- Ekosistem yang Matang
PHP mendukung banyak framework modern seperti Laravel, Symfony, dan CodeIgniter 4 yang menawarkan fitur canggih seperti routing, ORM, dan template engine, sekaligus mempertahankan pendekatan sederhana SSR. - Stabil dan Teruji Waktu
PHP adalah teknologi yang telah digunakan selama puluhan tahun. Stabilitasnya membuatnya menjadi pilihan yang andal untuk aplikasi web skala kecil hingga menengah. - Efisiensi Biaya
Hosting untuk aplikasi berbasis PHP cenderung lebih murah dibandingkan dengan infrastruktur yang dibutuhkan framework modern. - Performa Modern
Dengan rilis PHP terbaru (PHP 8+), performa PHP meningkat drastis. Fitur seperti JIT (Just-In-Time Compilation) membawa PHP lebih dekat dengan bahasa modern dalam hal kecepatan eksekusi.
Mitos: PHP Sudah Mati
Pandangan bahwa PHP sudah mati adalah mitos belaka. Meski banyak teknologi baru bermunculan, PHP tetap menjadi tulang punggung dari lebih dari 70% situs web di dunia. Tidak hanya itu, platform besar seperti Facebook, yang awalnya dibangun menggunakan PHP, menunjukkan bagaimana teknologi ini pernah (dan masih) menjadi pilihan utama untuk membangun aplikasi skala besar. WordPress, salah satu CMS paling populer di dunia yang menguasai lebih dari 40% situs web global, juga sepenuhnya berbasis PHP. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa PHP tetap menjadi pemain utama dalam ekosistem pengembangan web.
Tren modern seperti Server-Side Rendering (SSR) yang kini banyak diminati sebenarnya hanya mengadaptasi konsep yang telah lama diterapkan PHP. Framework-framework baru seperti Laravel, Symfony dan CodeIgniter 4 menawarkan pendekatan yang lebih terstruktur dan fitur yang canggih, tetapi pada intinya mereka hanya memanfaatkan kekuatan inti PHP yang sudah ada sejak lama. Bahkan, beberapa framework JavaScript yang populer saat ini bergantung pada backend berbasis PHP untuk memproses data dan API.
Lebih dari itu, komunitas PHP yang aktif terus menghadirkan pembaruan signifikan. Versi terbaru PHP hadir dengan peningkatan performa dan fitur modern, seperti typed properties, arrow functions, dan Just-In-Time (JIT) compilation, menjadikannya lebih relevan di era pengembangan aplikasi yang menuntut kecepatan dan efisiensi.
Dengan kompatibilitas yang luas, ekosistem yang kaya, dan performa yang terus ditingkatkan, PHP telah membuktikan dirinya sebagai teknologi yang adaptif. PHP tidak hanya bertahan tetapi juga terus berkembang, memberikan nilai nyata bagi pengembang dan bisnis di seluruh dunia. Jadi, anggapan bahwa PHP sudah mati adalah jauh dari kenyataan.
Sederhana Bukan Berarti Kuno
PHP adalah bukti bahwa teknologi sederhana tidak selalu kalah dengan teknologi baru. Ia mungkin tidak selalu menjadi sorotan, tetapi tetap menjadi tulang punggung dari banyak aplikasi web di dunia.
Bagi developer yang merasa frustrasi dengan tren modern yang tampaknya hanya mengulang pendekatan lama, PHP mengingatkan kita bahwa stabilitas dan kesederhanaan kadang-kadang lebih penting daripada mengikuti hype teknologi. Seperti kata pepatah:
“Teknologi yang baik tidak pernah benar-benar mati, ia hanya berubah bentuk.”
PHP mungkin tidak lagi menjadi bintang di dunia pengembangan web, tetapi ia adalah veteran yang terus bekerja di balik layar, mendukung internet yang kita gunakan setiap hari.